Potensi Pasar
Potensi pasar adalah khalayak
konsumen yang akan mengkonsumsi telur ayam mulai masyarakat bawah, menengah,
dan masyarakat kelas atas. Banyak rumah makan, restoran, super market, pasar
tradisional, warung serta perusahaan roti yang menyebar di seluruh Kota maupun
Desa merupakan tempat pemasaran yang
sangat potensial. Selain itu juga ayam afkir atau yang sudah tidak produktif
lagi dapat dijual sebagai ayam konsumsi.
Strategi Pemasaran
Hasil produksi berupa telur
akan di pasarkan ke seluruh pasar tradisional yang dekat dengan usaha
peternakan, warung, rumah makan, restoran, perusahaan roti serta industri
makanan. Selain itu konsumen dapat membeli langsung ke peternakan. Trasnportasi
pemasaran menggunakan mobil untuk pemasaran yang jaraknya jauh dari peternakan.
RENCANA KERJA DAN PENGEMBANGAN
5.1. Rencana Kerja
Jadwal Usaha
Kegiatan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||||||||
Membahas rencana kegiatan usaha
|
||||||||||||||||||||||||
Survei pasar
|
||||||||||||||||||||||||
Mencari lokasi wirausaha dan pembangunan kandang
|
||||||||||||||||||||||||
Pembelian alat-alat dan bahan
|
||||||||||||||||||||||||
Mencari tenaga kerja atau karyawan
|
||||||||||||||||||||||||
Operasional atau berproduksi
|
||||||||||||||||||||||||
Pemasaran
|
||||||||||||||||||||||||
Evaluasi usaha
|
5.2. Waktu Pengembangan
Proses pengembangan usaha ini
mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya. Jika evaluasi menunjukkan hasil
yang positif, dalam arti produk yang dihasilkan laku dalam jumlah yang cukup
banyak dipasaran maka produksi akan ditingkatkan untuk menambah omset
penjualan. Jika hasil evaluasi nunjukkan hasil yang negatif maka perlu dicari
akar permasalahannya sehingga masalah yang dialami lebih dini dapat
ditanggulangi.
5.3. Komersialisasi
Tahap komersilisasi juga mengacu pada hasil
evaluasi usaha sebelumnya. Komersilisasi dilaksanakan setelah produksi berjalan
dengan baik dan pemasaran berjalan dengan lancar. Pada tahap ini akan dilakukan
perhitungan kembali secara detail, sehingga di dapat titik impas dari usaha
ini, dengan demikian gambaran pengembangan usaha ini dapat di prediksi dengan
jelas
PERENCANAAN USAHA TERNAK AYAM PETELUR
6.1 Inventarisasi
1.
Tanah
- Tanah atau lahan yang digunakan adalah tanah milik sendiri seluas 0,1 Ha
- Topografi tanah : datar
2.
Bangunan
Belum tersedia.
3.
Sumber air
Tersedia melalui PAM Desa.
4.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2 orang.
5. Modal
Modal yang digunakan berasal dari modal sendiri
dan modal pinjaman. Modal pinjaman disediakan melalui Bank Pembangunan Daerah,
sebesar Rp.60.000.000,-
Manajemen
Mengenai pimpinan usaha akan dilaksanakan sendiri.
6.2 Data Teknis Ekonomi
- Tanah atau lahan yang digunakan adalah tanah milik sendiri seluas 0,2 ha untuk dua buah bangunan kandang dan satu buah bangunan gudang.
- Biaya Pembuatan Kandang Tembok Rp. 46.000.000,- dengan masa pakai 15 Th.
- Peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum, kompor dan lain-lain) Rp 18.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun
- Upah tenaga kerja Rp. 1.500.000,-/2 orang/bulan
- Biaya transportasi Rp. 3.250.000,-/periode
- Vaksin dan obat-obatan Rp. 3.900.000,-/periode
- Harga pakan 1 sak (50 kg) Rp. 182.000,-
- Listrik dan penerangan Rp. 2.210.000,-/periode
- Harga telur Rp. 850,-/butir
- Biaya telepon Rp. 650.000,-/periode
6.3 Analisis Ekonomi
A. Kebutuhan Modal
1. Investasi
a.
Kandang, dan gudang Rp.
46.000.000,-
b.
Peralatam kandang Rp.
18.000.000,-
Total Rp.
64.000.000,-
Biaya penyusutan kandang dan peralatan:
= (Biaya Pembuatan Kandang dan Peralatan : Masa Pemakaian) x lama produksi
= (Rp. 64.000.000 : 780 minggu) x 66 minggu
|
= Rp. 5.415.384,-
1.
Modal kerja
a.
Pakan DKLS Rp. 182.000,- x 2220 sak
Rp. 404.040.000,-
b.
Pullet 2000 ekor x @ Rp. 31.200,- Rp. 62.400.000,-
c. Obat-obatan
dan vaksin Rp. 3.900.000,-
d.
Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 24.000.000,-
e. Pemanas
dan penerang Rp. 1.950.000,-
f.
Biaya transportasi/periode Rp. 3.250.000,-
g.
Biaya telepon Rp.
650.000,
h.
Pajak Tanah
Rp. 97.500,-
Total Rp.
500.287.500,-
B. Perhitungan pendapatan selama 1 periode produksi (66 minggu)
1. Penerimaan:
a. Penjualan Telur selama satu
periode (66 minggu)
90% x 2000 ekor x 462 hari x Rp. 850,- di
tempat Rp. 706.860.000,-
b. Penjualan ayam afkir di tempat
99% ayam hidup x 2000 x Rp 23.000,- Rp. 45.540.000,-
c. Hasil penjualan kotoran ayam di tempat Rp. 3.250.000,-
Total Rp. 755.650.000,-
C. Biaya Produksi
1. Biaya tidak tetap (variable cost)
a.
Pakan DKLS
Rp. 404.040.000,-
b.
Pullet Rp. 62.400.000,-
c.
Obat-obatan dan vaksin Rp. 3.900.000,-
d.
Pemanas dan penerang Rp. 1.950.000,-
e.
Biaya transportasi/periode Rp. 3.200.000,-
f. Biaya
telepon Rp.
650.000,-
Total
Rp. 476.190.000,-
2.
Biaya tetap (fixed cost)
a.
Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan
Rp. 24.000.000,-
b.
Pajak Tanah
Rp. 97.500,-
c.
Biaya penyusutan kandang dan peralatan Rp. 5.415.384,-
Total Rp. 29.512.882,-
Jadi total biaya produksi
Rp. 505.702.632,-
D. Margin Kotor
Margin kotor = Penerimaan - Biaya tidak tetap
=
Rp. 755.650.000 - Rp.
476.190.000
= Rp. 279.460.000,-
E. Margin Bersih
Margin bersih = Penerimaan - Biaya produksi total
=
Rp. 755.650.000 - Rp. 505.702.632
=
Rp. 249.947.368,-
F. BEP (Break Even Point)
BEP = FC : (1 - (VC : TR)
= 29.512.882 : (1 - (476.190.000 : 505.702.632)
=
Rp. 505.706.915,-
Jadi
usaha ini jika dijalankan akan mencapai titik impas jika memperoleh penghasilan
sebesar Rp. 505.706.915,-
BEPbutir
= (BEP : HARGA TELUR PER BUTIR) x 1 butir
= ( Rp. 505.702.632 x Rp. 850) x 1 butir
=
594.949 butir
Jadi
titik impas usaha ini jika produksi telur yang dihasilkan dalam satu periode
mencapai 594.949 butir
G. Rasio Laba atas Penjualan (L/R)
L/R Rasio
= Total Penjualan : Biaya Produksi
=
Rp. 755.650.000 : Rp. 505.702.632
= 1,5
Jadi rasio laba atas penjualan sebesar 1,5
Baca Selengkapnya PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR
Baca Selengkapnya PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR