Bahan tambahan makanan ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Salah satu bahan tambahan makanan adalah pemanis makanan. Banyak jenis pemanis diantaranya saccarin, aspartam dan stevia.
Gula yang dibuat dari tebu, bagi penderita diabetes pastilah akan ditakuti. Kandungan kalorinya bisa menjadi ancaman serius bagi mereka yang terkena penyakit itu dan untuk orang yang sedang menjalani program diet.
Namun jangan bingung, sekarang daun stevia rebaudiana Bertoni, mengandung bahan pemanis alami nonkalori dan mampu menghasilkan rasa manis 70 – 400 kali dari manisnya gula tebu, dapat dijadikan bahan dasar industri gula non-kalori atau bahan dasar industri makanan serta minuman atau jamu tradisional.
Pada tahun 1887 peneliti ilmiah amerika Antonio Bertoni menemukannya. Bertoni menamakannya Eupatorium Rebaudianum Bertoni, kemudian dimasukkan dalam genus stevia (1905). Diduga lebih dari 80 jenis spesies stevia tumbuh liar diAmerika Utara dan 200 jenis spesies alami di Amerika Selatan. Namun hanya Stevia Rebaudiana yang diproduksi sebagai pemanis
Stevia adalah tumbuhan perdu asli dari Paraguay. Cocok pada tanah berpasir dengan tinggi tanaman maksimal 80 cm. Daunnya mempunyai rasa lezat dan menyegarkan. Gula stevia telah di komersilkan di Jepang, Korea, RRC, Amerika Selatan untuk bahan pemanis bagi penderita diabetes dan kegemukan.
Stevia yang pernah ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan tanaman tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tanaman stevia di lapang sangat beragam.
Kualitas daun stevia dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti jenis tanah, irigasi, penyinaran dan sirkulasi udara. Harus dijaga dari gangguan bakteri dan jamur. Kualitas stevia didasarkan atas aroma, rasa, penampakan dan kemanisannya. Pengguaannya stevia memberikan rasa yang unik tidak seperti pemanis kebanyakan yang menimbulkan rasa pahit pada akhirnya. Rahasia kemanisan stevia terletak pada molekul kompleksnya yang disebut steviosida yang merupakan glikosida disusun dari glukosa, sophorose dan steviol.
Apakah stevia aman? Jawabannya adalah PASTI! Baik oleh umum maupun bagi penderita diabetes, hypoglycemia, candida, tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan. Stevia merupakan pemanis pilihan untuk generasi masa depan. Stevia merupakan salah satu tanaman kesehatan yang paling diminati di dunia sekarang ini. Karena tubuh manusia tidak memproses glikosida dari daun stevia tetapi mendapatkan kalorinya.
Dari laporan kesehatan yang diterima baik laporan laboratorium maupun pengguna konsentrat stevia setiap hari. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa stevia efektif meregulasi gula darah dan kedepannya membuatnya normal.Studi juga mengindikasikan bahwa stevia memberi efek berbeda pada orang tekanan darah rendah dan tekanan darah normal. Dia juga menghambat pertumbuhan bakteri dan organisme yang menyebabkan infeksi, termasuk bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi. gambaran Ini diperkuat dengan laporan pengguna stevia yang lebih tahan terhadap serangan flu.
Stevia untuk perawatan tubuh
Air pada konsentrat daun stevia dapat digunakan sebagai perawatan kulit. Di Paraguay konsentrat stevia digunakan untuk membuat sabun herbal, masker wajah, krim rambut dan shampoo.
Pemanis yang tidak menyebabkan gigi berlubang
Selama masa balita diketahui bahwa makanan dengan pemanis seperti permen, es krim, soda dan kue menyebabkan gigi berlubang. Banyak terdapat bakteri dimulut, pada umumnya Strepcocci mutans, yang memfermentasikan gula menjadi asam. Asam ini menempel pada email gigi yang menyebabkan gigi berlubang. Steviosida dan Rebaudiosida A dari penelitiannya Das, 1992 disimpulkan bahwa keduanya tidak menyebabkan gangguan pada gigi karena keduanya tidak dapat difermentasikan oleh bakteri.
Stevia dapat menurunkan berat badan dan mengatur berat badan karena dapat mereduksi makanan bergula dan berlemak. Dari penelitian juga disebutkan bahwa stevia mengatur mekanisme rasa lapar seseorang yang membuat kontraksi pada perut agar rasa lapar datang lebih lambat. Keuntungan lain dari penggunaan stevia adalah dapat meningkatkan kemampuan lambung dan daya cerna pencernaan untuk mengurangi resiko pada perokok dan peminum.
Pada tahun 1986 peneliti dari Brazil di Universitas Maringa dan Sao Paolo mengevaluasi kandungan gula darah seseorang (Curi, 1986). Enam puluh sukarelawan diberi stevia sebanyak 5 g selama 3 hari setiap 6 jam. Ekstrak ini direbus selama 20 menit. Tes Toleransi Glukosa (TTG) didemokan dengan membandingkan antara para sukarelawan ini dengan orang yang tidak mengkonsumsi stevia. Pemeriksaan pada sukarelawan menunjukkan penurunan kadar gula darah yang signifikan. Ini mengindikasikan bahwa stevia merupakan substitusi pemanis yang potensial dan aman bagi penderita diabetes.
Sampai saat ini belum ada komplain pada pengguna stevia, selama penggunaannya hampir 1500 tahun di Paraguay dan 20 tahun di Jepang. Peneliti menemukan studi bahwa stevia aman dikonsumsi melalui penelitian yang intensif seperti dilaporkan oleh Dr. Daniel Mowrey.
Kandungan Stevia
Daun Stevia klon BPP 72 mempunyai kandungan steviosida 10-12 % dan rebaudiosida 2-3 %. Selain mengandung glikosida, juga mengandung protein, serat, karbohidrat, mineral, vitamin A, vitamin C dan 53 komponen lainnya. Produknya berupa steviosida, Rebaudiosida, ekstrak, dan konsentrat. Ekstraknya dalam bentuk steviosida dapat mencapai kemanisan 70 – 400 kali dari gula biasa.
Kegunaan produk
Sangat dianjurkan bagi penderita diabetes atau masalah kelebihan berat badan/obesitas. Boleh dikonsumsi bagi orang sehat untuk minuman sehari-hari. Gula stevia adalah gula herba alami sehingga tidak mempunyai efek samping serta aman.
Berbagai manfaat daun stevia menjadikan budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan manis.
Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak diminati oleh masyarakat. Kini, mulai banyak petani membudidayakan tanaman asli Paraguay dan Brazil ini.
Salah satunya adalah Widhi Hartanto, pembudidaya tanaman stevia di Karanganyar, Jawa Tengah. Widhi bilang, daun stevia adalah pemanis yang rendah kalori sehingga baik buat penderita diabetes.
Konon, rasa daun stevia segar 10-15 kali lebih manis ketimbang gula. Adapun ekstrak kualitas bagus diklaim bisa 200-300 kali lebih manis daripada gula.
Rasa manis daun stevia berasal dari kandungan di dalam daun yang disebut steviosida. Zat ini sendiri sebenarnya merupakan molekul glikosida yang disusun dari glukosa, sophorose dan steviol. "Ini yang membuat rasa manis daun stevia berbeda dengan rasa manis gula biasa," katanya.
Widhi membudidayakan stevia di atas lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi. Dia mengaku, tiap bulan bisa memproduksi stevia kering sekitar 2-3 ton.
Memang, daun stevia belum cukup poluler di masyarakat kita. Kini, tutur Widhi, permintaan didominasi oleh pabrik jamu. "Ekstrak daun stevia bisa mengurangi rasa pahit jamu sehingga rasanya lebih enak," ujarnya.
Widhi mengaku, saat ini ia memasok daun stevia ke pabrik jamu Sido Muncul dan pabrik-pabrik jamu kecil lainnya. "Pemasaran masih terbatas di beberapa kota, seperti Solo, Semarang dan Bandung," ujarnya.
Padahal, di luar negeri, stevia biasa dipakai sebagai pemanis kue atau minuman. Bentuknya pun bervariasi, mulai dari bubuk hingga cairan berasa aneka buah.
Widhi menjual campuran daun dan batang stevia kering seharga Rp 10.000 per kilogram. Dari bisnis ini, omzet yang bisa dikantongi Widhi mencapai Rp 30 juta per bulan. "Kalau pas harga bagus, keuntungannya bisa hampir 50%," katanya.
Menurut Widhi, bisnis daun stevia punya prospek cerah. Permintaan dari luar negeri pun cukup banyak. "Hanya saja, masih kurang ada dukungan pemerintah untuk produk agribisnis stevia ini," keluhnya.
Bayu Prabowo mengamini cerita Widhi. Staf di CV Satu Karya Enterprise (SKY), perusahaan pembudidaya stevia di Solo, ini mengatakan, permintaan daun stevia untuk pasar dalam negeri memang tidak terlalu besar. Kebanyakan berasal dari pabrik jamu. Sementara konsumen lainnya belum cukup banyak yang melakukan permintaan produk ini.
Bayu menambahkan, permintaan daun stevia justru mengalir deras dari pasar luar negeri. Dia mengaku, CV SKY rutin memasok daun stevia ke pasaran Malaysia dan sejumlah negara di Eropa. "Pernah juga ada permintaan sampel dari Singapura," katanya.
CV SKY bisa memproduksi 50-70 ton daun stevia kering per bulan. Harga jual yang dipatok CV SKY Rp 23.000-Rp 24.000 per kg untuk daun stevia kering, dan Rp 15.000-Rp 17.000 untuk daun plus batang stevia kering. Dari bisnis ini, CV SKY bisa meraup omzet Rp 1 miliar per bulan. (fn/kn/md) .
Sumber : http://www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar