KEGIATAN 1
STERILISASI
PERALATAN
Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan suatu metode
untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel,
jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
utuh kembali (Sany, 2007).
Konsep awal dari kultur jarngan adalah diketahuinya kemampuan totipotensi dari sel tumbuhan. Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Lingkungan aseptic sebagai salah satu syarat utama
suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh.
Untuk itu perlu adanya usaha sterilisasi peralatan yang akan digunakan dalam
proses kultur.
Tidak hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang
akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptic. Tujuan utama dari sterilisasi
ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk menghindari kontaminasi
oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas sekitar
ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutapa pada ruang penabur atau
tempat yang digunakan untuk penanaman eksplan.
B.
Tujuan
Tujuan dari acara ini adalah untuk
meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan sterilisasi peralatan dengan
menggunakan autoklaf.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai syarat mutlak suksesnya kultur
jaringan tanaman, biasanya sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf.
Bahkan autoklaf juga dapat digunakan untuk sterilisasi media tumbuh kultur
jaringan. Tipe autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi sangatlah
beragam macamnya, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram)
(Gunawan, 1988).
Autoklaf yang sederhana menggunakan
sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air
dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini,
tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bahwa perlu
adanya penjagaan dan pengaturan panas secara manual dan terkontrol, selama masa
sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan, yaitu: lebih
sederhana sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik
yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang,
serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.
Autoklaf yang lebih komplit menggunakan
sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat.
Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik. Maka autoklaf dapat
dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya adalah bila salah
satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan
kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf. Sebagai sumber uap,
juga berasal dari air yang ditambahkan ke dalam autoklaf dan didihkan.
Biasanya untuk laboratorium komersial,
menurut Gunawan (1988), diperlukan autoklaf dengan kapasitas besar dan sumber
uap biasanya dari boiler yang terpisah. Autoklaf ini sangat cepat dan dapat
diprogam waktu sterilisasi serta waktu pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau
alat selesai, temperatur dan tekanan autoklaf diturunkan secara perlahan-lahan
dalam waktu 15-20 menit. Pada autoklaf yang programmable (memiliki program yang
dapat diatur), panas ini diatur secara atomatis. Tetapi pada autoklaf yang
sederhana hal ini harus diatur secara manual.
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
Bahan dan peralatan yang
digunakan pada acara praktikum ini antara lain autoklaf, kompor serta gas,
peralatan kaca/Glass ware (seperti botol kultur, Erlenmeyer, petridish,
gelas piala), peralatan penanaman /Dissecting kit (seperti pinset,
scalpel), aluminium foil, kertas paying, karet gelang, kertas merang, kertas
pembungkus, plastic seal.
B.
Prosedur Kerja
1.
Glass ware dan
dissesting kit dicuci bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu
dikeringkan. Setel;ah kering mulut botol ditutup dengan aluminium foil dan
dieratkan dengan plastic seal (segel plastik). Pinset dan scalpel dibungkus
dengan kertas aluminium foil.
2.
Glass ware dan dissesting kit disterilisasi dengan
autoklaf pada suhu 120oC pada tekanan 17,5 psi selama 30 menit.
3.
Selama proses sterilisasi berlangsung, autoklaf
ditutup rapat sehingga tekanan didalam autoklaf naik. Tekanan tinggi tersebut
dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api, dilakukan selama tiga
kali.
4.
Kompor dimatikan setelah proses sterilisasi
selesai katup dibuka untuk membuang uap air hingga tekanan 0 psi.
5.
Autoklaf dibuka dan peralatan yang disterilisasi
diambil.
6.
Peralatan disimpan di tempat yang bersih.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Beberapa
peralatan yang disterilisasi menggunakan autoklaf diantaranya adalah:
1.
Petridish: digunakan sebagai tempat peletakan
potongan eksplan di LAF sebelum dilakukan penanaman.
2.
Botol Kultur: digunakan
sebagai botol tempat ditanamnya eksplan.
3.
Erlenmeyer: digunakan untuk
menyimpan larutan stok.
4.
Scalpel: digunakan untuk
memotong eksplan.
5.
Pinset: digunakan untuk
menjapit eksplan
6.
Aluminium Foil: digunakan
untuk menutup botol kultur maupun untuk melindungi larutan stok dari cahaya
matahari secara langsung.
B. Pembahasan
Alat-alat yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Karena kondisi yang seteril akan menentukan berhasil tidaknya
suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan
mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan ttipotensi sel akan terhambat.
Alat-alat logam dan gelas yang digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan
dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan
dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar
bunsen.
Menurut Anonim (2009), khusus untuk
skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya
(blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh
karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan
dalam alkohol atau larutan kaporit.
Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari
uap air. Temperature sterilasi biasanya 1210C, tekanan yang biasa
digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya
sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan
selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang
disterilkan.
Sterilisasi media yang terlalu lama dapat
menyebabkan :
1. Penguraian gula.
2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
1. Penguraian gula.
2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
Autoklaf gas atau listrik portable pada umumnya mempergunakan sumber uap
dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf, sedangkan autoklaf besar
pada laboratorium komersil pada umumnya menggunakan uap dari boiler sentral.
Bagian-bagian
autoklaf :
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
Sterilisasi Peralatan Kultur
1.
Botol bersih diberi
beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan
terlalu kencang bila menggunakan aluminium foil). Untuk botol-botol yang
mempunyai tutup yang autoclaveable, jangan tutup terlalu kencang, karena selama
pemanasan terjadi pemuaian.
2.
Alat-alat yang perlu
disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas
saring, petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.
3.
Alat-alat dan kertas saring
dibungkus rapi dengan kertas tebal atau ditaruh dalam baki stainless steel dan
bakinya dibungkus dengan kain tebal sebelum dimasukkan dalam autoklaf.
Alumunium foil tidak direkomendasikan sebagai pembungkus, karena uap tidak
dapat masuk ke dalam bungkusan. Alat-alat sektio seperti pinset, gunting,
gagang skalpel, dan jarum, dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.
Hindarkan penggunaan Al-foil karena uap sukar masuk kedalam bungkusan sehingga
sterilisasi kurang efektif.
4.
Petri-dish akan
disterilkan, juga dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.
5.
Temperatur yang digunakan
untuk sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan digunakan untuk
menanam eksplan, adalah 1210C pada tekanan 15 psi (pound per square
inch) atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu sterilisasi dimulai
setelah tekanan dan temperatur yang diinginkan tercapai.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa sterilisasi peralatan kultur dilakukan dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 1210C pada tekanan 15-17,5 psi.
selama 30 menit. Beberapa peralatan yang di sterilisasi menggunakan autoklaf
antara lain botol kultur, petridish, Erlenmeyer, aluminium foil, scalpel, dan
pinset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar