PENJELASAN PETA SUMBER DAYA DESA
MELIRANG
I.
PENDAHULUAN
Lahan
merupakan lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan
vegetasi. Faktor-faktor ini hingga batas tertentu mempengaruhi potensi dan
kemampuan lahan untuk
mendukung suatu tipe penggunaan tertentu.
mendukung suatu tipe penggunaan tertentu.
Tipe
penggunaan lahan ("major kind of land use") adalah golongan utama dari
penggunaan lahan pedesaan, seperti lahan pertanian tadah hujan, lahan pertanian
irigasi, lahan hutan, atau lahan untuk rekreasi. Tipe pemanfaatan lahan ("land utilization type,
LUT") adalah suatu macam penggunaan lahan yang didefinisikan
secara lebih rinci dan detail dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan. Suatu LUT terdiri atas seperangkat spesifikasi teknis dalam konteks tatanan
fisik, ekonomi dan sosial yang tertentu.
Beberapa atribut utama dari LUT a.l. adalah:
1)
Produk, termasuk barang (tanaman, ternak, kayu), jasa
(misalnya. fasilitas rekreasi), atau
benefit lain (misalnya cagar alam, suaka alam)
2)
Orientasi pasar, subsisten atau komersial
3)
Intensitas penggunaan kapital
4)
Intensitas penggunaan tenagakerja
5)
Sumber tenaga (manusia, ternak, mesin dengan menggu nakan
bahan bakar tertentu)
6)
Pengetahuan teknis dan perilaku pengguna lahan
7)
Teknologi yang digunakan (peralatan dan mesin,
pupuk, ternak, metode penebangan, dll)
8)
Infrastruktur penunjang
9)
Penguasaan dan pemilikan lahan
10)
Tingkat pendapatan.
"Karakterisik lahan" merupakan atribut lahan yang dapat diukur atau
diestimasi. Misalnya kemiringan, curah
hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, biomasa vegetasi, dll. Sedangkan "Kualitas lahan" adalah kompleks atribut lahan yang
mempunyai peranan spesifik dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk
suatu penggunaan tertentu. Contohnya
ketersediaan air, resistensi erosi, bahaya banjir, dan aksesibilitas. "Kriteria diagnostik" adalah
suatu peubah yang mem-punyai pengaruh tertentu terhadap hasil (atau input yang
diperlukan ) pada penggunaan tertentu, dan peubah ini juga berfungsi sebagai
dasar untuk menilai kesesuaian suatu bidang lahan bagi penggunaan
tersebut. Peubah ini bisa berupa kualitas lahan, karakteristik
lahan, atau fungsi dari beberapa karakteristik lahan.
Beberapa macam kualitas lahan yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah: (i) hasil tanaman, (ii)
ketersediaan air, (iii) ketersediaan hara, (iv) ketersediaan oksigen dalam zone
perakaran, (v) kondisi bagi per-kecambahan, (vi) kemudahan pengolahan, (vii)
salinitas atau alkalinityas, (viii) toksisitas tanah, (ix) ketahanan terhadap
erosi, (x) bahaya banjir, (xi) rejim suhu, dan (xii) Fotoperiodik.
Beberapa kualitas lahan yang berhubungan dengan
produktivitas hutan adalah (i) bahaya kebakaran, (ii) hama dan penyakit, (iii)
faktor lokasi yang mempengaruhi perkembangan tanaman muda, (iv) tipe dan jumlah
jenis kayu indigenous. Dalam konteks evaluasi sumberdaya lahan dikenal ada dua
macam istilah, yaitu "kapabilitas"
(kemampuan) lahan dan "suitabilitas"
(kesesuaian) lahan. Kemam puan lahan
dianggap sebagai kapasitas inherent dari sumberdaya lahan untuk mendu kung
penggunaannya secara umum; sedangkan kesesuaian lahan mencerminkan kesesuaian
bidang lahan bagi penggunaan yang spesifik.
Pendapat lain menyatakan bahwa kemampuan lahan lebih mengarah kepada
aspek konservasi, sedangkan kesesuaian lahan lebih mengarah kepada
produktivitas.
Khusus dalam hubungannya dengan aktivitas pemba-ngunan
dalam sektor pertanian dikenal istilah "penggunaan lahan pertanian"
dan "evaluasi lahan pertanian" yang melibatkan berbagai macam kegiatan. Dalam hubungan ini, kesesuaian lahan juga
bermakna sebagai kecocokan suatu bidang lahan bagi penggunaan tertentu. Perbedaan tingkat kesesuaian ini ditentukan
oleh hubungan-hubungan (aktual atau yang diantisipasi) antara benefit dan input
yang berhubungan dengan penggunaan lahan tersebut. Dengan demikian ada dua macam klasifikasi
kese-suaian lahan, yaitu kesesuaian aktual dan kesesuaian potensial.
II.
SUMBER DAYA DESA MELIRANG
A.
POTENSI UMUM
BATAS WILAYAH
Desa Melirang terletak di kecamatan bungah kabupaten Gresik. Jarak tempuh dari jalan raya menuju desa Melirang berkisar antara 1 – 1 ½ km. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Raci Wetan
Sebelah Selatan : Bengawan Solo
Sebelah Timur : Desa Sidorejo
Sebelah Barat : Desa Mojopuro Wetan
LUAS WILAYAH MENURUT PENGGUNAAN
Total luas wilayah menurut penggunaan adalah 538,900 m2.
Desa Melirang terletak di kecamatan bungah kabupaten Gresik. Jarak tempuh dari jalan raya menuju desa Melirang berkisar antara 1 – 1 ½ km. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Raci Wetan
Sebelah Selatan : Bengawan Solo
Sebelah Timur : Desa Sidorejo
Sebelah Barat : Desa Mojopuro Wetan
LUAS WILAYAH MENURUT PENGGUNAAN
Total luas wilayah menurut penggunaan adalah 538,900 m2.
B.
PERTANIAN
Jumlah
keluarga yang memiliki tanah pertanian sebanyak 754 keluarga. Hasil panen desa Melirang meliputi: padi dan
jagung. Luas tanaman padi sekitar 53 Ha dengan hasil panen 3,71 Ton/ha,
sedangkan luas tanaman jagung sekitar 167 Ha dengan hasil panen 5, 61 Ton/ha.
Keadaan tanahnya yang subur menjadikan sebagian besar penduduk desa Melirang
bercocok tanam.
Jumlah keluarga yang memiliki lahan tanaman buah-buahan dan perkebunan sebanyak 284 keluarga. Hasil buah-buahan meliputi: mangga, sawo, pisang. Luas lahan tanaman mangga sekitar 20 Ha dengan hasil panen 2 Ton/ha, sawo 1 Ton/ha. Sedangkan luas lahan tanaman pisang sekitar 2 Ha dengan hasil panen 2 Ton/ha.
Jumlah keluarga yang memiliki lahan tanaman buah-buahan dan perkebunan sebanyak 284 keluarga. Hasil buah-buahan meliputi: mangga, sawo, pisang. Luas lahan tanaman mangga sekitar 20 Ha dengan hasil panen 2 Ton/ha, sawo 1 Ton/ha. Sedangkan luas lahan tanaman pisang sekitar 2 Ha dengan hasil panen 2 Ton/ha.
C.
PETERNAKAN
·
Jumlah keluarga yang
memiliki peternakan sapi sebanyak 55 orang dengan jumlah populasi 275 ekor.
·
Jumlah keluarga yang memiliki Ayam kampung
sebanyak 12 orang dengan jumlah populasi 510 ekor.
·
Jumlah keluarga yang
memiliki Jenis ayam boiler sebanyak 31 orang dengan jumlah populasi 20.000
ekor.
·
Jumlah keluarga yang
memiliki Bebek sebanyak 95 orang dengan jumlah populasi 210 ekor.
·
Jumlah keluarga yang
memiliki Kambing sebanyak 3 orang dengan jumlah populasi 525 ekor.
·
Jumlah keluarga yang
memiliki Burung walet sebanyak 5 orang dengan jumlah populasi 1500 ekor.
·
Produksi peternakan
meliputi: telur dan air liur burung walet. Untuk hasil telur sejumlah 18.000
kg/tahun.sedang untuk hasil air liur burung walet sejumlah 20.000 kg/tahun
·
Ketersediaan pakan ternak
meliputi: luas tanaman pakan ternak (rumput gajah,dll) sejumlah 0,5 Ha,
produksi hijauan makanan ternak 1 Ton/ha, luas lahan gembalaan 15 Ha.
·
Pemilik usaha pengolahan
hasil ternak meliputi: telur asin dan kerupuk kulit yang masing-masing dimiliki
oleh 4 orang.
·
Ketersediaan lahan
pemaliharaan ternak/padang pengembalaan milik masyarakat umum 5 Ha dan tanah
gang sebanyak 10 Ha.
D.
PERIKANAN
·
Jenis dan alat produksi budidaya Ikan laut dan
payau meliputi: tambak 50 Ha dengan hasil 75 Ton/tahun.
·
Jenis ikan dan produksi
meliputi: udang atau lobster 49 Ton/tahun, bandeng 20 Ton/tahun, mujair 5
Ton/tahun, dan lele 1 Ton/tahun.
III.
KELAS KEMAMPUAN LAHAN DESA MELIRANG
A. WILAYAH SELATAN
Kelas Kemampuan Lahan pada Wilayah Selatan Desa
Melirang terdiri dari dua kemampuan Kelas, yaitu :
Kelas Kemampuan I
Lahan kelas kemampuan I mempunyai
sedikit penghambat yang membatasi penggunaannya. Lahan kelas I sesuai untuk
berbagai penggunaan pertanian, mulai dari tanaman semusim (dan tanaman
pertanian pada umumnya), tanaman rumput, padang rumput, hutan produksi, dan
cagar alam. Tanah-tanah dalam kelas kemampuan I mempunyai salah satu atau
kombinasi sifat dan kualitas sebagai berikut: (1) terletak pada topografi datar
(kemiringan lereng < 3%), (2) kepekaan erosi sangat rendah sampai rendah,
(3) tidak mengalami erosi, (4) mempunyai kedalaman efektif yang dalam, (5)
umumnya berdrainase baik, (6) mudah diolah, (7) kapasitas menahan air baik, (8)
subur atau responsif terhadap pemupukan, (9) tidak terancam banjir, (10) di
bawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman umumnya.
Kelas
Kemampuan II
Tanah-tanah dalam lahan kelas kemampuan II
memiliki beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan
penggunaannya atau mengakibatkannya memerlukan tindakan konservasi yang sedang.
Lahan kelas II memerlukan pengelolaan yang hati-hati, termasuk di dalamnya
tindakan-tindakan konservasi untuk mencegah kerusakan atau memperbaiki hubungan
air dan udara jika tanah diusahakan untuk pertanian tanaman semusim. Hambatan
pada lahan kelas II sedikit, dan tindakan yang diperlukan mudah diterapkan.
Tanah-tanah ini sesuai untuk penggunaan tanaman semusim, tanaman rumput,
padang penggembalaan, hutan produksi dan cagar alam.
Hambatan atau ancaman kerusakan pada lahan
kelas II adalah salah satu atau kombinasi dari faktor berikut: (1) lereng yang
landai atau berombak (>3 % – 8 %), (2) kepekaan erosi atau tingkat erosi
sedang, (3) kedalaman efetif sedang (4) struktur tanah dan daya olah kurang
baik, (5) salinitas sedikit sampai sedang atau terdapat garam Natrium yang
mudah dihilangkan akan tetapi besar kemungkinan timbul kembali, (6)
kadang-kadang terkena banjir yang merusak, (7) kelebihan air dapat diperbaiki
dengan drainase, akan tetapi tetap ada sebagai pembatas yang sedang
tingkatannya, atau (8) keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanaman atau
pengelolannya.
B.
WILAYAH TENGAH
Kelas Kemampuan Lahan pada Wilayah Tengah Desa
Melirang terdiri dari satu kemampuan Kelas, yaitu :
Kelas Kemampuan III
Tanah-tanah dalam kelas III mempunyai
hambatan yang berat yang mengurangi pilihan pengunaan atau memerlukan tindakan
konservasi khusus atau keduanya. Tanah-tanah dalam lahan kelas III mempunyai
pembatas yang lebih berat dari tanah-tanah kelas II dan jika digunakan bagi
tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tindakan konservasi yang diperlukan
biasanya lebih sulit diterapkan dan dipelihara. Lahan kelas III dapat digunakan
untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tanaman
rumput, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan suaka marga satwa.
Hambatan yang terdapat pada tanah dalam lahan
kelas III membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu
pengolahan, pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-pembatas tersebut. Hambatan
atau ancaman kerusakan mungkin disebabkan oleh salah satu atau beberapa
hal berikut: (1) lereng yang agak miring atau bergelombang (>8 – 15%), (2)
kepekaan erosi agak tinggi sampai tinggi atau telah mengalami erosi sedang, (3)
selama satu bulan setiap tahun dilanda banjir selama waktu lebih dari 24 jam,
(4) lapisan bawah tanah yang permeabilitasnya agak cepat, (5) kedalamannya
dangkal terhadap batuan, lapisan padas keras (hardpan), lapisan padas rapuh (fragipan) atau lapisan liat padat
(claypan) yang membatasi perakaran
dan kapasitas simpanan air, (6) terlalu basah atau masih terus jenuh air
setelah didrainase, (7) kapasitas menahan air rendah, (8) salinitas atau
kandungan natrium sedang, (9) kerikil dan batuan di permukaan sedang, atau (1)
hambatan iklim yang agak besar.
C. WILAYAH UTARA
Kelas
kemampuan IV
Hambatan dan
ancaman kerusakan pada tanah-tanah di dalam lahan kelas IV lebih besar dari
pada tanah-tanah di dalam kelas III, dan pilihan tanaman juga lebih
terbatas. Jika digunakan untuk tanaman semusim diperlukan pengelolaan yang
lebih hati-hati dan tindakan konservasi yang lebih sulit diterapkan dan
dipelihara, seperti teras bangku, saluran bervegatasi dan dam penghambat,
disamping tindakan yang dilakukan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik
tanah. Tanah di dalam kelas IV dapat digunakan untuk tanaman semusim dan
tanaman pertanian dan pada umumnya, tanaman rumput, hutan produksi, padang
penggembalaan, hutan lindung dan cagar alam.
Hambatan
atau ancaman kerusakan tanah-tanah di dalam kelas IV disebabkan oleh salah satu
atau kombinasi faktor-faktor berikut: (1) lereng yang miring atau berbukit
(> 15% – 30%), (2) kepekaan erosi yang sangat tinggi, (3) pengaruh bekas
erosi yang agak berat yang telah terjadi, (4) tanahnya dangkal, (5) kapasitas
menahan air yang rendah, (6) selama 2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda
banjir yang lamanya lebih dari 24 jam, (7) kelebihan air bebas dan ancaman
penjenuhan atau penggenangan terus terjadi setelah didrainase (drainase buruk),
(8) terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah, (9) salinitas atau
kandungan Natrium yang tinggi (pengaruhnya hebat), dan/atau (1) keadaan
iklim yang kurang menguntungkan.
Kelas
Kemampuan VI
Tanah-tanah
dalam lahan kelas VI mempunyai hambatan yang berat yang menyebabkan tanah-tanah
ini tidak sesuai untuk pengunaan pertanian. Penggunaannya terbatas untuk
tanaman rumput atau padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung, atau
cagar alam. Tanah-tanah dalam lahan kelas VI mempunyai pembatas atau ancaman
kerusakan yang tidak dapat dihilangkan, berupa salah satu atau kombinasi
faktor-faktor berikut: (1) terletak pada lereng agak curam (>30% –
45%), (2) telah tererosi berat, (3) kedalaman tanah sangat dangkal, (4)
mengandung garam laut atau Natrium (berpengaruh hebat), (5) daerah perakaran
sangat dangkal, atau (6) iklim yang tidak sesuai.
Tanah-tanah
kelas VI yang terletak pada lereng agak curam jika digunakan untuk
penggembalaan dan hutan produksi harus dikelola dengan baik untuk
menghindari erosi. Beberapa tanah di dalam lahan kelas VI yang daerah
perakarannya dalam, tetapi terletak pada lereng agak curam dapat digunakan
untuk tanaman semusim dengan tindakan konservasi yang berat seperti,
pembuatan teras bangku yang baik.
Kelas
kemampuan VIII
Lahan kelas
VIII tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dibiarkan
dalam keadaan alami. Lahan kelas VIII bermanfaat sebagai hutan lindung, tempat
rekreasi atau cagar alam. Pembatas atau ancaman kerusakan pada lahan kelas VIII
dapat berupa: (1) terletak pada lereng yuang sangat curam (>65%), atau (2)
berbatu atau kerikil (lebih dari 90% volume tanah terdiri dari batu atau
kerikil atau lebih dari 90% permukaan lahan tertutup batuan), dan (3) kapasitas
menahan air sangat rendah. Contoh lahan kelas VIII adalah puncak gunung,
tanah mati, batu terungkap, dan pantai pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar